Korosi adalah suatu proses yang mengakibatkan suatu logam menjadi lapuk atau mengalami kerusakan akibat kontak dengan media yang memiliki kandungan air dan asam. Proses ini umumnya dikenal juga dengan istilah “perkaratan logam”. Banyak logam yang terkena korosi, mulai dari besi, tembaga, aluminium hingga emas. Proses korosi dapat terjadi baik secara alamiah maupun akibat pengaruh manusia.
Korosi dapat terjadi di mana saja, di dalam air atau di dalam udara. Korosi juga dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda. Di dalam air, korosi biasanya lebih cepat terjadi daripada di dalam udara. Namun, korosi juga dapat terjadi di dalam udara, tergantung pada jenis logam yang digunakan.
Apa yang Menyebabkan Korosi?
Korosi umumnya disebabkan oleh adanya reaksi antara logam dan oksigen. Pada kondisi tertentu, oksigen bisa bereaksi dengan logam dan mengakibatkan logam menjadi lapuk. Perubahan kimiawi ini disebut korosi. Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan tingkat korosi adalah kandungan asam, kandungan garam, panas, kelembaban dan radiasi.
Selain oksigen, asam juga dapat menyebabkan korosi. Asam dapat berasal dari beberapa sumber, termasuk asam sulfurik, asam nitrat, asam fosfat dan asam klorida. Asam yang berasal dari sumber-sumber ini dapat mengakibatkan logam menjadi lapuk dan mengalami kerusakan. Selain asam, garam juga dapat menyebabkan korosi. Garam dapat berasal dari laut atau dari bahan kimia seperti natrium klorida.
Tanda-Tanda Korosi
Ada beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa logam sedang mengalami korosi. Salah satu tanda yang paling jelas adalah adanya bintik-bintik kecil yang berwarna abu-abu pada permukaan logam. Bintik-bintik ini adalah bukti bahwa logam sedang mengalami korosi. Selain itu, warna logam juga dapat berubah menjadi kekuningan atau kehijauan, yang merupakan tanda-tanda lain dari logam yang sedang mengalami korosi.
Selain itu, logam yang sedang mengalami korosi juga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau ini biasanya berasal dari oksigen yang berinteraksi dengan logam. Bau ini dapat berbeda-beda tergantung jenis logam dan media yang berinteraksi dengan logam. Selain itu, logam yang sedang mengalami korosi juga dapat menimbulkan rasa sengat dan rasa panas di kulit.
Cara Mengatasi Korosi
Untuk mengurangi risiko terjadinya korosi, beberapa langkah preventif dapat dilakukan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pelapis. Pelapis ini dapat berupa lapisan logam atau cat yang diletakkan pada permukaan logam untuk membuatnya tahan terhadap korosi. Pelapis ini dapat mencegah oksigen dan asam bereaksi dengan logam sehingga logam tidak akan terkena korosi.
Selain itu, perlindungan katodik juga dapat digunakan untuk mencegah korosi. Prinsip dasarnya adalah dengan menempatkan logam yang akan dilindungi di sebuah katoda (elektroda yang bersifat negatif) dan elektroda lain (anoda) di sebuah media yang mengandung ion. Cara ini dapat membuat logam yang akan dilindungi bebas dari korosi.
Selain itu, pembersihan logam juga dapat dilakukan untuk mencegah korosi. Hal ini dapat dilakukan dengan membersihkan logam dengan air atau dengan menggunakan bahan kimia yang khusus untuk membersihkan logam. Dengan cara ini, kotoran, debu dan karat dapat dihilangkan dan logam akan terlindungi dari korosi.
Pencegahan Korosi
Korosi dapat dicegah dengan menerapkan beberapa metode pencegahan. Salah satu metode yang paling efektif adalah dengan menerapkan teknik yang disebut “cara pelindung”. Teknik ini meliputi